Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19

Implikasi penting dampak Coronavirus 2019 (Covid-19) telah dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia. Pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah tersebut telah ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Harapan et al., 2020). Risiko tertular penyakit yang dirasakan tinggi telah menyebabkan banyak pemerintah mengambil berbagai tindakan pengendalian. Tindakan pengendalian tidak hanya dilakakukan dalam bidang pencegahan tertularnya virus corona, namun juga pengendalian bidang-bidang lain yang terdampak seperti salah satunya yaitu ekonomi, pertanian, dan pendidikan.
Pandemi Covid-19 ini telah mengubah tatanan dunia, peran serta pemerintah, swasta dan tidak terkecuali bagi kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Di Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk sebanyak 268 juta jiwa dengan luas wilayah sebesar 1.916.906,77 km2 yang tersebar di berbagai pulau, membuat peran LSM sendiri menjadi sebuah perhatian penting (Badan Pusat Statistik, 2020). LSM dapat melakukan berbagai layanan dan fungsi kemanusiaan, menyampaikan keprihatinan warga negara kepada pemerintah, memantau kebijakan, serta mendorong partisipasi politik di tingkat masyarakat (Todaro & Smith, 2012). Di tengah kemampuannya melakukan berbagai macam gerakan, pada sisi lain LSM juga mempunyai tantangan dan perlunya adaptasi terhadap tatanan baru (new normal) di masa pandemi ini.
Beberapa tantangan tersebut diantaranya, yaitu terjadi struktur tatanan baru dalam bidang ekonomi. Menurunnya pertumbuhan GDP pada tahun 2019 dengan angka masing-masing, 5,16% USD pada tahun 2018 menjadi 5,02% USD pada tahun 2019 (World Bank, 2020), menjadi perhatian pokok permasalahan perekonomian indonesia. Dalam hal ini, LSM perlu memastikan bahwa sektor negara dan swasta harus memikirkan perlindungan pada masyarakat ekonomi lemah serta pentingnya melakukan redistribusi sumber daya agraria. Redistribusi sumber daya agraria dapat dijalankan melalui penata ulangan sumber daya agraria yang terlantar atau berlebihan yang dimiliki oleh individu maupun swasta. Sebagai contoh usaha LSM Sentra Transformasi dan Transparansi Negeri berencana membentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk membuka lapangan kerja baru dan menambah pendapatan masyarakat (Efendi, 2020). Pentingnya pengembangan UMKM pada masa pandemi ini dikarenakan maraknya pekerja yang terkena dampak PHK yang disebabkan oleh masalah keuangan perusahaan akibat Covid-19.
Dampak kedua dari penyebaran Covid-19 yang masuk ke Indonesia yaitu pendidikan, dampak ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kampus dilakukan di rumah secara daring. Tatanan pendidikan yang dinilai masih baru menimbulkan beratnya adaptasi belajar mengajar secara daring dan cenderung dinilai kurang efektif. Masih perlunya evaluasi dari berbagai kegiatan belajar mengajar seperti panggilan video, pengumpulan tugas, presensi, dan lain sebagainya menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk LSM sebagai wadah yang ikut aktif dalam perannya sebagai wadah aspirasi masyarakat untuk mencapai keseimbangan komunikasi dengan pemerintah. Oleh karena itu beberapa LSM mengadakan kerja sama dengan dinas pendidikan seperti yang dilakukan, LSM Ademos bersama dengan Dinas Pendidikan Bojonegoro mengadakan kerjasama berupa Sinau Bareng Virtual dengan tema Era Baru Pendidikan melalui aplikasi Zoom Meeting (Sasongko, 2020).
Dampak ketiga dalam bidang pertanian. Kecap Bango dengan LSM The Learning Farm Cianjur bekerja sama untuk meningkatkan petani muda di Indonesia (Fikri, 2019). Program tersebut merupakan bentuk upaya yang perlu ditingkatkan dan dilanjutkan, mengingat Indonesia masih banyak mengimpor bahan pokok seperti beras, bawang putih, dll. Dengan jumlah petani muda Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang dari 33,4 juta orang (Antara, 2020), terjadinya resesi seperti saat ini dapat dimanfaatkan menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan jumlah petani muda di Indonesia. Dampak adanya covid ini menyebabkan banyak para pekerja yang di PHK dan memilih untuk pulang ke kampung asalnya. Masalah ini dapat dimanfaatkan apabila para pekerja yang di-PHK tersebut memiliki keterampilan di bidang pertanian, maka mereka dapat memaksimalkan fungsi lahan pertanian dan mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut dapat pula membantu perekonomian negara dengan mengurangi impor dengan memaksimalkan hasil pertanian dalam negeri. Oleh sebab itu peran penting LSM dalam program-progam mengenai pemberdayaan dan pengembangan petani muda amatlah penting.
Dampak terakhir yaitu bidang kesehatan. Bidang kesehatan menjadi poin utama dalam krisis akibat Covid-19 ini. Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia dengan angka sebanyak 418.375 jiwa berstatus positif terinfeksi Covid 19 terhitung 3 November 2020 (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 2020), menjadi sebuah kepanikan masyarakat saat ini. Perlunya kesadaran dari masyarakat serta pemberdayaan masyarakat yang lebih untuk mendorong penurunan kasus di Indonesia saat ini. Dengan pemberdayaan masyarakat, LSM harus menjalankan kerja pemberdayaan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Selain itu, LSM juga perlu melakukan edukasi lebih kepada masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berada di tempat kerja. Beberapa kerjasama yang di lakukan salah satunya yaitu, kerja sama antara LSM Masyarakat Agama (Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Tzu Chi Indonesia), Penggalangan Dana Komunitas Online (Kitabisa.com dan UNICEF Indonesia), Komunitas Online KawalCovid19, Bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia melakukan penggalangan dana pada bulan April lalu untuk mengatasi Covid 19 di Indonesia (BHP UMY, 2020). Hasil penggalangan dana yang dikumpulkan mencapai Rp. 628,6 juta dan disalurkan untuk membantu menambah persediaan alat medis, membangun rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19, membeli makanan, serta melakukan penyemprotan disinfektan dan lain sebagainya.
Dapat digaris bawahi bahwa peran LSM dalam masa pandemi Covid-19 cukuplah penting dalam masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi, LSM dapat membantu Pemerintah untuk melindungi masyarakat ekonomi lemah pada masa pandemi Covid-19, salah satu contohnya dengan cara membentuk UMKM membentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk membuka lapangan kerja baru dan menambah pendapatan masyarakat. Peran kedua, dalam bidang pendidikan dapat ditandai dengan peran LSM dalam membantu Pemerintah melakukan pelatihan seperti yang dilakukan LSM Ademos bersama dengan Dinas Pendidikan Bojonegoro dengan mangadakan Sinau Bareng Virtual dengan tema Era Baru Pendidikan melalui aplikasi Zoom Meeting. Ketiga, dalam bidang pertanian, sebagai contoh Kecap Bango bekerja sama dengan LSM The Learning Farm Cianjur untuk meningkatkan petani muda di Indonesia. Dan keempat, dalam bidang Kesehatan, di masa pandemi Covid-19 banyak LSM yang melakukan penggalangan dana seperti LSM Masyarakat Agama (Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Tzu Chi Indonesia), Penggalangan Dana Komunitas Online (Kitabisa.com dan UNICEF Indonesia), Komunitas Online KawalCovid19, bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia melakukan penggalangan dana pada bulan April lalu untuk mengatasi Covid 19 di Indonesia ( Dylla Oktavia A., Fauziah Eka P., Enrico Aldi, dan Evi Gravitiani)
Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret.
Incoming search terms:
- https://soloraya id/peran-lembaga-swadaya-masyarakat-pada-masa-pandemi-covid-19/
- peran lembaga kemasyarakatan desa di masa pandemi